Perkenalkan nama saya Haryanto Kristanto, asal dari Kota Magelang Jawa Tengah, saya ingin berbagi sedikit mengenai perjalanan hidup saya serta perjuangan saya dalam menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.
Saya terlahir dari sebuah keluarga yang sangat sederhana, dimana ibu saya hanya berjualan bubur dipasar dengan pendapatan yang sangat minim. Di usia saya yang ke tujuh tahun atau saat saya kelas 1 SD ayah saya meninggal karena sakit jantung. Kondisi kehidupan kami pun menjadi bertambah berat, dimana ayah yang dahulu membantu menopang perekonomian kami sudah tiada. Kondisi hidup kami pun menjadi bertambah berat karena jualan bubur dipasar menjadi satu satunya sumber kehidupan kami.
Satu kata yang teringat dibenak saya hingga sekarang, yaitu pertanyaan ibu saat ayah meninggal, ia bertanya bagaimana masa depanku. Dan bagaimana dengan pendidikan ku, kondisi kehidupan kami pun bertambah berat karena hanya ibu yang mencari uang untuk kehidupan ku dan untuk pendidikan ku.
Karena kondisi hidup yang berat tersebut, pada usia 11 tahun aku menderita suatu penyakit psikis yang dikenal dengan ‘’agoratphobia” atau ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu, karena penyakit tersebut aku sempat tidak mau bersekolah hingga 2 bulan. Dan kecanduan dengan obat penenang yang bernama ziprac dan zolog.
Ditengah kondisi ku yang menderita sakit psikis tersebut tidak membuat ibu patah semangat. Ia terus berusaha menyemangatiku dan meyakinkanku bahwa aku bisa sembuh dari setiap ketakutan yang aku alami. Karena semangat ibu itulah perlahan lahan aku bisa terlepas dari penyakit psikis ku dan kecanduan obat penenang ziprac dan zolog.
Ibu pun terus mendorongku untuk melanjutkan sekolah hingga selesai SMA. Memang bukan suatu yang mudah bagiku untuk menyelesaikan sekolah ditengah keterbatasan biaya dan pernah mengidap penyakit psikis yang cukup parah. Setelah tamat SMA Ibu berkata kepadaku bahwa ia tak mempunyai lagi biaya untuk menyekolahkanku. Namun karena melihat semangat dan perjuangan ibu selama ini yang tak pernah mengenal rasa lelah. Aku pun berusaha mencari universitas yang ada didalam kota, dan berharap mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah. Saat itu aku memberanikan diri untuk mendaftar di Universitas Tidar, dan berusaha untuk mendapatkan beasiswa bidik misi. Perjuanganku pun tak sia sia Sang Pencipta menjawab setiap semangat dan perjuangan itu, akhirnya aku diterima di Universitas Tidar serta mendapatkan beasiswa bidik misi, dimana aku tidak perlu membayar sepeser pun untuk mengenyam bangku kuliah.
Semester demi semester pun aku lalui dengan hasil yang memuaskan. Dimana IP semester ku tidak pernah kurang dari 3,5. Namun Sang Pencipta kembali menguji kehidupanku, dimana saat semester 5 Ibu terkena penyakit stroke dan tidak dapat berjualan bubur lagi. Karena hal tersebut aku pernah berniat untuk mengambil cuti kuliah, dan bermaksud untuk mencari pekerjaan guna menopang kondisi ekonomi. Namun saat aku menyampaikan niat tersebut kepada salah satu ibu dosenku. Ia mengingatkanku untuk tetap melanjutkan kuliah dan menyelesaikan nya. Dengan yakin ia memotivasiku bahwa aku pasti bisa menyelesaikan kuliah. Karena semangat yang diberikan beliau aku mengurungkan niatku untuk cuti kuliah dan tetap berusaha menyelesaikan nya walaupun ditengah kondisi Ibu yang sakit dan tidak dapat bekerja, serta kondisi keuangan yang sangat terbatas.
Ditengah kondisi tersebut aku bersyukur masih mempunyai seorang tante yang baik hati, ia yang menggantikan ibu berjualan bubur dan dengan hasil yang sangat terbatas ia berusaha membiayai kehidupan ku dan kebutuhan pengobatan ibu.
Namun karena hasil dari berjualan bubur itu sangat terbatas, untuk membiayai keperluan ku menyelesaikan skripsi, aku berusaha berjualan dagangan, apa pun yang bisa aku jual pasti aku jual. Mulai dari selimut, susu, makanan kecil dll untuk membiayai kebutuhanku menyelesaikan skripsi.
Kegigihan dan perjuangan itu tak sia sia, setelah kurang lebih satu tahun aku berjuang untuk menyelesaikan skripsi dan kuliahku, akhirnya pada tanggal 14 oktober kemarin aku dapat mengikuti wisuda di universitasku dengan predikat CUMLAUDE dengan IPK 3,77.
Di usiaku yang sekarang masih 21 tahun beban dan tekanan hidup yang kualami memang tidak mudah, banyak hal yang mrnbuatku ingin menyerah, namun semangat dan kegigihan untuk mencapai cita cita yang membuatku dapat mencapai mimpiku menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.